BLOG INSPIRASI

Segelintir Harapan Indah

Tentang Blog Inspirasi


Blog ini berupaya memberikan kata-kata yang bermanfaat, yang dapat memberikan pencerahan kepada kita semua. Blog ini juga bermanfaat untuk membangun kepribadian penulis yang bukan cuman hanya wadah untuk menulis, tetapi untuk menempa diri penulis juga. Smoga apa yang blog bberikan dapat bermanfaat Buat kita.

Sedikit Tentang Saya


seorang manusia polos yang mencoba berbagi dengan dunianya, memberikan pengalamnnya untuk saling berbagi dengan Sesama. Harapannya apa yang dibagikan kepada sesama dapat memberi Manfaat untuk saling berbagi pastinya. semoga apa yang saya tuangkan dalam blog ini bermanfaat bagi kita semua.

SELAMAT DATANG DI BLOG KARTA JAYA WEB,,,Berbagai Tulisan Akan Anda Dapatkan Di Sini|| Dapatkan Tips Blog||Klik di Sini

Anda Ingin Buku Tamu Blog Anda Seperti ini?
Silahkan Klik Di Sini---> Tutorial Blogspot

PENGGULINGAN KEKUASAAN: ANTARA ORLA DAN ORBA

Mata Kuliah : Sosiologi Umum Hari/Tanggal : Kamis, 20 Mei 2010

Praktikum ke : 11 (Sebelas) Asisten : Anggy Nurmalasari

“PENGGULINGAN KEKUASAAN:

ANTARA ORLA DAN ORBA”

Oleh: Karta Jaya H Tambunan/C44090009

Ikhtisar

Di dalam sistem pemerintahan Indonesai, terdapat sistem tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dibagi kedalam tiga bagian. Yaitu Orde Lama yang dijalankan oleh Presiden Soekarno, Orde Baru yang dijalankan oleh Presiden Soeharto yang berusaha melakukan koreksi terhadap Orla, dan yang ketiga adalah Orde Baru yang lebih Baru (Orbaba). Tercatat bahwa pergantian Orde Lama dan pergantian Orde Baru telah terjadi pertumpahan darah yang langsung ataupun tidak langsung, dan merugikan rakyat Indonesia saat itu baik dari segi material maupun nyawa.

Pada proses pengulingan Orde Baru tahun 1998 dan penggulingan Orde Lama tahun 1966, para demonstran melakukan demo yang dipicu oleh keadaan politik yang pongah dan presiden yang sangat berkuasa, dan mereka menuntut supaya kedua presiden turun dari jabatannya serta mengadakan perubahan pada sistem tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sebelumnya pemerintah telah menjalankan kebijakan yang menindas rakyat. Namun aksi demo ini berubah menjadi sebuah kerusuhan yang mengakibatkan pertumpahan darah yang dilakukan oleh aparat bersenjata terhadap demonstran di Universitas Trisakti tahun 1998 dan yang disusul dengan kerusuhan-kerusuhan di berbagai daerah yang mengorbankan 1.000 jiwa manusia.

Pada masa pemerintahan Soekarno tahun 1966 nilai rupiah dikebiri dari Rp 1.000 menjadi Rp.1 yang disusul naiknya harga bensin dari Rp 200 menjadi Rp 1.000 dan naiknya tarif angkutan umum. Dan beberapa hari setelah kebijakan ini, empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal pada saat melakukan demo. Pada saat demo militer ada yang pro dan ada yang kontra, dimana Letjen Soeharto bersama Jenderal lainnya berada di pihak demonstran. Sementara presiden Soekarno didukung oleh Resimen Cakrabirawa (pengawal presiden) dan kesatuan lainnya. Sehingga pada awal Orde Baru hubungan pendemo dengan ABRI makin erat. Namun pada demo tahun 1998, militer berdiri pada jalur Undang-Undang, tidak ada yang langsung mendukung demonstran yang mengakibatkan medan dari para pendemo sangat berat. Disini terlihat bahwa pemerintahan Soeharto sangat berkuasa. Presiden yang sekaligus Dewan Pembinan Golkar ini menjadi raja diraja, presiden yang bisa menjadi apa saja. Tidaklah heran apabila keluarganya menyusun kerajaan bisnis, dan hukum ditundukkan demi kepentingan politik dan ekonomi. Ini berbeda dari keluarga Soekarno yang tidak menjadi apa-apa.

Dan pada akhirnya, presiden Soeharto turun dari jabatannya melalui satu langkah yanitu meletakkan jabatannya kepada Wapres B.J Habibie setelah mahasiswa dan pimpinan DPR mengultimatum agar Soeharto turun dari jabatannya. Sedangkan Soekarno turun dari jabatannya melalui dua langkah, yaitu dengan mengeluarkan Surat Sebelas Maret (SUPERSEMAR) dan langkah kedua dimana partai-partai Islam di DPR mengeluarkan pernyataan agar presiden Soekarno turun, sehingga terjadilah Rapat Istimewa MPRS pada tahun 1967 yang menurunkan presiden Soeharto dan dia memberi pertanggungjawaban yang masih mengandung banyak pertanyaan (Nawaksara).

0 komentar:

Posting Komentar